Senin, 26 Desember 2011

TUNTUTLAH ILMU SAMPAI KE NEGERI CHINA


“Uthlubul ‘ilma walaw bishshiin”, tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Terlepas dari shahih tidaknya hadits ini, para Ulama banyak menyitirnya dalam khutbah-khutbah alasannya secara maknawi kalimat Tuntulah Ilmu sampai ke Negeri Cina adalah baik. Masih dapat kuingat waktu itu Guruku mengatakan, “Cina itu hanya kiasan untuk mengingatkan umat tentang pentingnya menuntut ilmu walau sampai ke tempat yang jauh,  sampai ke negeri-negeri seberang.

Hadits ini diriwayatkan dari jalan Abu ‘Atikah Al Bashri, dari Anas bin Malik. Mayoritas ulama pakar hadits menilai bahwa hadits ini adalah hadits dho’if (lemah) dilihat dari banyak jalan. (http://muslim.or.id/hadits/tuntutlah-ilmu-sampai-ke-negeri-china.html)

Ada juga ulama yang menilai hadits di atas adalah palsu, alasannya karena pada jaman rasulullah SAW, bangsa Arab belum mengenal negeri Cina. Alasan ini mungkin kurang tepat, karena Cina adalah sebuah negeri tua yg sudah lama masyhur. Berikut ini sedikit kutipan sejarah awal mulanya bangsa Arab dan Islam masuk daratan Cina,

“Pada masa kepemimpinan Nabi Muhammad saw di jazirah Arab (antara 610-632 M), Cina dipandang sebagai wilayah dengan peradaban yang amat maju pada saat itu. Ekspedisi Islam yang “resmi” ke Cina dimulai pada masa pemerintahan khalifah Utsman ibn Affan, pemimpin ummat yang ketiga, sekitar 12 tahun setelah Nabi wafat (+/- 640 M). Setelah menaklukkan Bizantium dan Persia, pada tahun 650 M, khalifah Utsman mengirim ekspedisi ke Cina, dipimpin oleh Saad ibn Abi Waqqash, untuk menyampaikan ajakan kepada kaisar Cina agar memeluk agama Islam. Sebenarnya sebelum itu sudah cukup banyak pedagang-pedagang Arab yg mengunjungi Cina dalam rangka perjalanan bisnis, baik melalui darat maupun laut (jalur tersebut, terutama yang melalui darat kemudian dikenal dengan nama “jalur sutera”), sambil memperkenalkan ajaran Islam. Dinasti Tang mempunyai record untuk mengabadikan momen bersejarah tentang terjadinya kontak antara dua kultur ini. Bagi Muslim di Cina, kejadian ini dipandang sebagai momen kelahiran Islam di Cina. Untuk memperlihatkan kekagumannya pada Islam, dalam “History of Islam in China”, kaisar Yung Wei memerintahkan dibangunnya masjid pertama di Cina. Masjid kota Kanton yg didirikan sejak 14 abad yang lalu dan masih berdiri hingga saat ini. Salah satu kawasan pemukiman Muslim yang pertama kali berdiri di Cina ada di kota pelabuhan ini”.

Kalau memang hadits ini hadits itu palsu, maudhu’, dha’if, dll. Alasannya bukan karena negeri Cinanya, hadits itu palsu adalah karena perawinya yg tidak tsiqah, jadi boleh saya punya pendapat lain, “Cina” yang dimaksud dari hadits ini adalah negeri Cina itu sendiri.

Ada pertanyaan besar yang perlu dijawab, mengapa harus ke Cina? Kenapa tidak ke Yahudi, bukankah Al-qur’an mengatakan bahwa bangsa Yahudi diberi kepintaran oleh Allah SWT. Kenapa kita tidak diminta   Rasulullah SAW belajar saja dengan orang pintar?

Bangsa Cina adalah bangsa yang unggul perababannya dibanding Arab sebelum Islam, mungkin Rasulullah SAW telah mengetahuinya, wallahu’alam bish shawabb, dan waktu telah membuktikannya. Apa jadinya bangsa Arab jika saja Rasulullah SAW tidak diturunkan ditengah-tengah mereka? Bangsa ini tetap akan menjadi bangsa Jahiliyyah yang dianggap “sampah’ dan keberadaan tidak dianggap oleh dua Negara super -ower  Persia dan Romawi, walaupun negeri Arab berada diantara wilayah keduanya.

Sejarah mencatat bahwa Bangsa Cina adalah bangsa yang tidak pernah takluk atau berhasil dikuasai oleh Islam, baik secara Jihad maupun secara Dakwah. Posisi kekaisaran Cina dan  kekhalifahan Islam adalah mitra sejajar, mereka bukanlah negeri kafir dzimmi yang wajib menyetor jizyah ke baitul mal. Pada masa kejayaan Islam dibawah Kekhilafahan Abbasyah dengan Khalifah Harun ar Rasyid ditandai dengan mesranya hubungan dagang keduanya lewat jalur sutera yang terkenal itu.

Berikut adalah bangsa-bangsa yang telah ditaklukkan Islam baik secara Jihad maupun Dakwah;
1.      Bangsa Yahudi, pada masa Rasululllah SAW benteng Yahudi di Khaibar berhasil dihancurkan dan 600 jiwa penduduk yahudi dipenggal kepalanya akibat membangkang atas penjanjian Madinah yang telah disepakati. Kemudian pada masa Khalifah Umar bin Khathab Ra, Kota suci Yerusalem berhasil direbut oleh panglima Khalid bin Walid, dan Bangsa Yahudi dipaksa angkat kaki dari tanah yang dijanjikan (promise land) karena tidak mau beriman kepada Allah SWT.
2.      Bangsa Romawi / Eropa adalah bangsa yang tidak pernah menang saat berkonfrontasi dengan kekuatan Islam. Pasukan Khalid bin Walid berhasil menghancurkan benteng Romawi di Bizantium (ibukota Romawi timur), merebut wilayah Kota Damaskus dan Kota Yerusalem dari tangan Romawi. Pada masa Kekhalifahan Umayyah, Spanyol dan semenanjung Andalusia berhasil dikuasai, dan berdirilah pusat peradaban islam pertama di benua Eropa, Cordoba. Kemudian delapan Abad setelah wafatnya Rasulullah SAW, Eropa harus merelakan benteng peradaban terakhirnya direbut oleh pasukan Turki Utsmani. Khalifah Muhammad “al-Fatih” Murad mempecundangi Eropa untuk kesekian kalinya setelah Kota Constantinople berhasil direbut, hingga masuklah kekuasaan Khalifahan Turki Utsmani kedalam benua Eropa dengan menguasai kawasan Balkan hingga hampir mencapai Kota Roma, Italia.
3.      Persia, ditaklukkan oleh Salman al Farisi dengan beberapa ribu tentara muslim, dan beliau Ra menjadi Gubernur muslim Persia pertama. Negeri Persia yang kuat hingga Bangsa Romawi dengan kekuatan satu juta pasukan lebih, walau mereka berperang berabad-abad lamanya sekalipun tidak sanggup untuk mengalahkannya, tetapi pada akhirnya kedua negeri adikuasa dan adidaya itu hancur bersamaan oleh serangan pasukan Arab yang telah berislam. Negeri yang dipandang sebelah mata, berubah menjadi Bangsa yang kuat setelah cahaya islam merasuk ke sanubari mereka.
4.      Afrika, Penaklukkan pertama dipimpin oleh Sahabat Amr bin Ash Ra. di utara Afrika, kemudian dilanjutkan dengan dakwah secara damai keluruh penjuru benua Afrika.
5.      Bangsa India berhasil dikuasai oleh Islam setelah pasukan Mongol berhasil meluluh-lantakkan negeri Hindustan itu. Setelah kematian Jengish Khan, negeri taklukkan Mongol dibagi dua, barat dan timur. Timur (Cina) dikuasai cucu Jengish Khan bernama Khubilai Khan kemudian ia mendirikan dinasty Yuan dan tahta wilayah barat (India sampai ke Maghrib) jatuh ke tangan Takudar Muhammad Khan, kaisar Mongol yang telah memeluk Islam. Inilah sejarah bagaimana India bisa ditaklukkan oleh Islam tanpa perang, sampai sekarang marga Khan di India selalu identik dengan Islam.
6.      Mongol, Ibnu Taimiyyah beberapa kali memimpin pasukan muslim mengalahkan pasukan Mongol demi mempertahankan benteng Damaskus. Bangsa Mongol kalah menyakitkan di Mesir dan Damaskus
7.      Melayu, Islam masuk ke Asia Tenggara pada abad ke-VII melalui perdagangan dan perkawinan. Asimilasi dengan penduduk berlangsung cepat hingga membawa perubahan sosial di masyarakat Nusantara, banyak perkampungan Islam di pesisir Sumatera, Jawa dan Semenanjung Melayu. Karena bertambahnya jumlah penduduk Asia Tenggara yang memeluk Islam, pada Abad ke XIII kerajaan Islam terbentuk. Kerajaan Samudera Pasai (1267 M) dan Kerajaan Malaka (1276 M), inilah pijakan awal Islam menguasai daerah Melayu dan Nusantara secara sosial politik tanpa perang.
8.      Suku Bangsa di Amerika, Dr Ivan van Sertima mengemukakan Tesisnya berjudul “They come before Columbus.” They disini mengacu pada Islam, artinya saat columbus pertama kali menginjakkan kaki di Benua Amerika, ia menemui ada beberapa suku Indian yang telah memeluk Islam. Kemudian dimulailah pembantaian massal dan genosida biadab kepada suku-suku di Amerika oleh bangsa Eropa.

Dari garis besar bangsa-bangsa didunia, hanya Cina dan bangsa timur lain seperti Jepang dan Korea yang belum pernah dikuasai oleh Islam. Ini jelas menunjukkan bahwa Cina yang dimaksud oleh Nabi SAW bukan sekedar kiasan untuk menuntut ilmu walau sampai ke tempat yang jauh sekalipun.

Cina adalah bangsa yang mempunyai sejarah panjang akan tradisi keilmuan dan sastra yang luar biasa. Cina adalah negeri berpenduduk terbesar sejagad raya, ras Cina maupun keturunannya tersebar seluruh belahan bumi ini. Barang-barang murah selalu buatan Cina. Bahasa Mandarin adalah pemilik kosakata terbanyak di dunia dan bahasa kedua yang sering dipakai umat manusia. Barang yang murah berasal dari Cina. Dan sejarah niaga dari masa before christ (BC) sampai ke masa after dei (AD), dari jaman batu hingga ke perunggu dan mulai jalur sutera (silk route) hingga ke jalur laut (maritime route),  bangsa Cina selalu mengambil peran sentral dalam percaturan dunia.

Merujuk pada pendapat Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah. Beliau rahimahullah pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi, saya rasa pendapat beliau patut dipertimbangkan dan tidak ditelan mentah-mentah.

Beliau menerangkan dalam fatwanya, “Seandainya hadits ini shohih, maka ini tidak menunjukkan kemuliaan negeri China dan juga tidak menunjukkan kemuliaan masyarakat China. Karena maksud dari ‘Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China’ –seandainya hadits ini shohih- adalah cuma sekedar motivasi untuk menuntut ilmu agama walaupun sangat jauh tempatnya. Karena menuntut ilmu agama sangat urgen sekali. Kebaikan di dunia dan akhirat bisa diperoleh dengan mengilmui agama ini dan mengamalkannya”

Menuntut ilmu Agama itu wajib hukumnya dan sangat urgen sekali, kerena itu adalah bekal kita ke akherat, tetapi apa salahnya jika kita belajar pula essensi dari ilmu duniawi sampai ke Negeri Cina. Lihatlah apa jadinya bangsa Arab Saudi yang kesannya sombong dengan merendahkan bangsa lain sehingga tidak mau belajar kepadanya, pakaian mereka beli dari Cina, eletronik dan telekomunikasi mereka beli dari Cina, bahkan sampai peniti sekalipun harus diimport dari Cina.  Coba bayangkan  seandainya Cina mengembargo negeri itu dibidang tekstil, apakah bisa disebut mulia suatu masyarakat jika telanjang tidak berpakaian?

Segala macam ilmu yang ada didunia ini adalah ilmu Allah SWT. Dan tidak ada hal yang baru di dunia ini, semuanya telah diajarkan oleh-Nya kepada Nabi Adam As. maka dari itu pelajarilah. Imam Hasan al-Banna mengatakan, "Semua hikmah dan keutamaan di dunia ini milik kaum muslimin, jika semua itu ada pada orang-orang kafir maka tugas kita adalah mengambilnya kembali."

“Menuntut ilmu hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim”. (HR.Muslim).

Wallahu’allam bish shawab.

Baca juga;

Read More......

Minggu, 11 Desember 2011

PENGARANG SUDAH MATI?


Saat langit merah menyala diufuk timur, ayam jantan baru saja berkokok riang dan kumandang iqomat telah diperdengarkan di pagi buta ini. Diskusi kecil-kecilan ba'da sholat subuh berjama'ah disebuah Surau kecil di Jl. Tegalsari RT 05 / RW VIII bersama Pak Gol A Gong, Kang Agus M Irkham dan Syah Aziz. 

Awalnya selepas sholat Pak Gong berdiri dihalaman musholla, aku Kang Agus dan Aziz mendekati beliau lalu penulis berambut gondrong yang gondrongnya kalah panjang dengan rambutku memulai perbicangan seru mengenai literasi. Pak Gong dengan gaya khasnya mampu menyulut api yang membara dalam dada kami, seperti demikian parahkah dunia yang sedang kita hadapi sekarang ini?

"Ya," jawab beliau dengan aksen sunda khas urang Serang.

Memperbaiki Indonesia dan merevitalisasi semua sistem "dajjal" peninggalan penjajah yang terus lestari dari orde lama hingga orde baru bukan perkara mudah. Hampir semua lini di segala sektor kehidupan in perlu diperbaiki, cara yang paling efektif dimulai dari diri sendiri dan dengan apa yang bisa kita perbuat? ini jihad! Menggiatkan sastra dan dunia tulis baca adalah salah satu cara yang bisa dilakukan mengingat rendahnya minat budaya membaca di kalangan pada akar rumput. Jumlah judul buku yang terbit pertahunnya untuk sebuah negara besar dengan penduduk 240 juta jiwa ini hanya 10.000/tahun, sangat jauh dibandingkan jepang 65.000 judul buku pertahun dan Inggris 110.000 judul buku pertahun. Bayangkan saja jumlah penduduk kedua negara jauh lebih sedikit dari Indonesia.

Masyarakat yang gemar baca dan tulis adalah cermin dari sebuah negara maju dan menjadi simbol peradaban. Ingat sebuah petikan dari Pramoedya Ananta Toer yang selalu menjadi bahan renunganku, "kalian boleh maju dalam pelajaran, mempunyai gelar yang panjang berderet-deret, namun apabila tidak mengenal sastra kalian hanya binatang yang pandai."

Seseorang tokoh sastrawan Indonesia sangat mengagungkan sastra, memang ini terlihat sangat subjektif sekali karena keluar dari mulut seorang sastrawan, lain soal bila pernyataan ini muncul dari seorang Prof. DR. Ing BJ. Habibie misalnya. Tetapi kajian arti kata "sastra" itu sangatlah luas, sastra dalam bahasa sanskerta berarti undang-undang/peraturan; kitab ilmu pengetahuan sastra dalam bahasa Arab adalah adab, budi pekerti yang halus, akhlak yang baik. Entah makna sastra yang mana yang dimaksud Begawan Sastra Indonesia itu, tetapi semua makna itu akan sangat mendukung kalimat selanjutnya.

Apa jadinya seseorang sarjana tanpa mengenal sastra? ia akan menjadi binatang yang pintar seperti kata Mas Pram. Professor adalah gelar kesarjanaan bagi seseorang yang menguasai bidang tertentu, ia bisa disebut ahli karena kemampuannya dibidangnya berada diatas rata-rata orang kebanyakan, tetapi bila kita bandingkan dengan topeng monyet, bisakah monyet itu mendapat julukan Professor? dia layak mendapatkan titel karena dibandingkan dengan monyet-monyet lain ia mempunyai keahlian lebih. Perbedaannya ada pada seni. Sepintar apapun binatang dia hanya bisa melakukan hal-hal rutin, ia disebut "ahli" karena dilatih terus menerus. Hidupnya hampa tanpa inisiatif sama sekali, mungkin tidak akan terbesit pemikitan bahwa si monyet akan menciptakan variasi-variasi dalam parodi topeng monyet. Bila seorang manusia bergelar professor dengan gelar berderet-deret itu tidak mempunyai inisiatif untuk mengembangkan ilmunya demi masyarakat, dia mau bergerak hanya jika ada proyek saja, ia sama halnya dengan "professor" topeng monyet yang bergerak hanya bila ada gendang "proyek" yang ditabuh. Inilah binatang yang pandai menurut Mas Pram, karena seni yang paling dekat dengan dunia akademik adalah sastra. 

Prof. DR. Ing BJ. Habibie adalah contohnya nyata dimana seorang ilmuwan yang sangat mengenal sastra, ia mempunyai tingkat kepedulian yang tinggi dimasyarakat dengan mendirikan The Habibie Center di Jakarta, mengarang beberapa buku tentang Indonesia dan menulis memoar perjalanan hidupnya. Tiga bulan pascaisterinya meninggal, Hasri Ainun ia telah merampungkan buku yang berkisah tentang perjalanan cinta mereka sampai salah satu menutup mata. Sungguh, kita berharap akan tumbuh ilmuwan-ilmuwan baru yang mengenal sastra dan para sastrawan yang berilmu. Amin ya Rabb!

Sastra untuk sastra, pengarang hanyalah nama, hanya sebuah kompilasi alfabet yang membentuk kata yang terketik dicover buku. hanya sebatas itukah kehidupan seorang pengarang? mungkin ia sudah mati ketika para pembaca selesai merampungkan cerita yang ia tulis.

Ini yang ingin ditekankan oleh Pak Gong dan Kang Agus, kita para penggerak literasi mempunyai tugas mulia, selain menambah wawasan pembaca dengan tulisan kita juga berfungsi sebagai mentor bagi mereka untuk berkarya dalam bentuk tulisan.

Tulisan itu hanya kumpulan dari beberapa tulisan, rangkumana dari beberapa buku yang diramu oleh otak kita yang memiliki daya pikir yang terus diasah terus menerus berbarengan ketika mata ini melihat tulisan, otak merespon dan hati yang membahasakan dengan bahasa. Ketika ingin menyentuh hati seseorang, gunakan hati kita untuk menyapanya. Dari hati ke hati, itulah jati diri dari para penulis yang menganggap sastra itu memiliki ruh yang bisa menggerakkan hati karena hati, bukan sekedar sastra untuk sastra yang kemudian bermuara pada materi semata. Jadi apa susahnya menulis? Ini pertanyaan besar yang harus dijawab. Kenapa bisa ada pengarang yang bisa duduk dimeja seminar, workshop dan bedah buku sementara kita masih disini, duduk mengetik didepan layar persegi?

Banyak penulis yang asyik dengan dunianya, bila penulis ia asyik saja merangkai dua puluh enam kata itu menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraph hingga menjadi karya. Sungguh dunia ini luas untuk dijelajahi, sungguh masyarakat Indonesia ini sangat beragam untuk didampingi. Merubah masyarakat belum cukup hanya dengan sebuah tulisan, tulisan hanya kata-kata yang menggugah, tetapi tindakan itu yang akan menjadi perubahan besar. Saatnya para pengarang kembali menggugah masyarakat dengan karyanya, mencerdaskan masyarakat dengan budaya baca tulis. Ini tanggung jawab kita semua sebagai insan sastra dan para stakeholder yang peduli. 

Kepedulian, itu yang tidak ada dalam dunia ini. sebuah dunia yang menjadi gerbang perbuahan yang menjadi pondasi kokoh suatu peradaban. Apa artinya jika para penulisnya hanya berorientasi dengan pada karya, sedangkan filosofi dari ia berkarya ia abaikan, melanggar "kode etik" dunia sastra. Benar jika ada yang bilang sastra adalah sastra, masalahnya sastra mana yang tidak mengajarkan kepedulian kepada sesama? 

Jika pengarang sudah mati, mati pula kepeduliannya. Rasa empati tidak mau tumbuh ditempat sampah, pemukiman kumuh dan komunitas orang-orang pinggiran.


Read More......

Jumat, 09 Desember 2011

MASALAH

Setiap makhluk yang bernyawa, hidup di dunia ini adalah masalah. Ya, masalahnya adalah kita terlanjur tinggal didunia fana ini. Adam dan Hawa yang mencari masalah dengan mendatangi pohon terlarang, hal ini menjadi sumber masalah anak manusia karena sang leluhur terlempar dari surga untuk menghuni bumi berikut segala macam permasalahannya.

Jika lapar, manusia harus punya usaha mencari makan di hutan, dulu ketika di surga ingin makan, segalanya telah tersedia, ini masalah

Selanjutnya jika ingin makan harus menanam, kalau dahulu tinggal memetik saja, ini masalah lagi. 

Lalu sekarang, ingin makan saja tidak bisa sekedar menanam, banyak kelaparan di dunia karena lahan mereka sudah tidak bisa ditanami, musim sudah tidak menentu, banyak orang mati karena masalah kelaparan.

Ketahuilah bahwa bumi sudah semakin tua untuk menampung manusia hidup di dunia, semakin banyak masalah yang ditimbulkanya kepada bumi dan seisinya. Manusia pada dasarnya memang membawa masalah, toh sebelum manusia diturunkan kedunia tidak ada yang namanya masalah. Masalah itu tercipta semenjak manusia tercipta, Nabi Adam As lahir dari penciptaan Allah dari tanah ketika itu pula masalah pertama timbull, Iblis membuat masalah dengan melanggar perintah Rabbnya untuk bersujud kepada bapak moyang manusia itu.

Banyak orang-orang stress, angka bunuh diri didunia ini cukup tinggi dikarenaka si korban tidak sanggup memikul masalah hidup. Masalahnya bukan pada masalah itu yang menyebabkan mereka bunuh diri, itu karena persepsi. Ya, persepsi seseorang akan sebuah masalah akan berbuntut pada tindakannya untuk menyelesaikan masalahnya. 

Ada dua golongan orang-orang yang ber"masalah".
Pertama, mereka yang membenarkan adanya kehidupan setelah kematian, second life bukan after life. Apa bedanya? untuk orang-orang yang percaya ada kehidupan kedua setelah kematian, tetapi itu dalam bentuk yang lain dan masih di dunia. Reinkarnasi menjadi sosok yang baru, meninggalkan raganya yang bermasalah untuk menjadi makhluk yang lain. Rainkarnasi menjadi alasan seseorang begitu mudah mengakhiri hidupnya karena bosan menghadapi masalahnya.

Golongan kedua orang-orang yang menganggap masalah adalah bagian dari hidup yang menjemukkan. Konsep dalam diri mereka adalah Atheis, menampikkan after life, mengganggap hidup ini adalah saat didunia ini saja, tidak ada kehidupan pascakematian (second life). Materialisme mendasari orang-orang untuk mengakhiri hidupnya, menganggap semua selesai dengan jalan bunuh diri, tidak ada hari pembalasan. Naudzubillahi min dzalik.

Islam mengajarkan bahwa masalah itulah hidup, hidup adalah masalah dan penyelesaian masalahnya tidak sebatas mengakhiri hidup ini. Haram hukumnya bunuh diri, apapun alasannya. Hanya Allah yang berkuasa menyelesaikan masalah. Azab Allah SWT sangat pedih jika sampai ada melangkahi kehendak-Nya. Tidak ada makhluk yang layak menjadi problem solving, manusia tidak punya daya karena semua kembali kepada-Nya.

Tidakkah Allah memperingatkan kita dalam kitab-Nya? bahwa tidak ada seseorang yang beriman sebelum diuji (diberi masalah/cobaan). Hakikat hidup ini adalah menghadapi masalah dari aqil baliq hingga ke liang lahat. Semua adalah masalah yang harus dijalani bukan untuk diselesaikan, bila masalah-mu selesai, matilah kau. Malaikat maut akan datang menyelesaikan masalahmu, ia mencabut ruh dari raga, selesailah sudah dan setiap insan harus mempertanggungjawabkan segala macam permasalahan yang dijalaninya didunia di padang mahsyar nanti.




Read More......