Jumat, 29 April 2011

ANIS MATTA QUOTES

Tantangan adalah stimulant yang disediakan oleh Allah untuk merangsang munculnya naluri kepahlawanan dalam diri manusia.

Naluri Kepahlawanan lahir dari rasa kagum yang dalam dari kepahlawanan itu sendiri. Hal ini akan menggoda sang pengagum untuk melihat dirinya sembari bertanya, Apa engkau dapat melakukan hal yang sama?
Naluri kepahlawanan adalah kekuatan yang mendorong munculnya potensi-potensi tersembunyi dalam diri seseorang, kekuatan yang berada dibalik pertumbuhan ajaib kepribadian seseorang.

Keberanian adalah kekuatan yang tersembunyi dalam kehendak jiwa, yang mendorong seseorang untuk maju menunaikan tugas, baik tindakan maupun perkataan, demi kebenaran dan kebaikan, atau untuk mencegah suatu keburukan dan dengan menyadari sepenuhnya semua kemungkinan risiko yang akan diterima.
Sebagian dari keberanian itu adalah fitrah yang tertanam dalam diri seseorang dan sebagian lagi biasanya diperoleh melalui latihan.
Nasehat Umar, “Ajarkan sastra kepada anak-anakmu , karena itu dapat mengubah anak yang pengecut menjadi pemberani.”
Roh kebenranian itu dapat mematikan semangat perlawanan musuh.

Kesabaran adalah nafas yang menentukan lama tidaknya sebuah keberanian bertahan dalam diri seorang pahlawan.
Keberanian adalah aspek ekspansif dari kepahlawanan, akan tetapi kesabaran adalah aspek defensifnya. Kesabaran adalah daya tahan psikologis yang menentukan sejauh apa kita membawa beban idealism kepahlawanan dan sekuat apa kita mampu selamat dalam menghadapi tekanan hidup.
“Sesungguhnya kesabaran itu hanya pada benturan pertama.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Qayyim berkata, “Sampai akhirnya kesabaran itu sendiri yang gagal mengejar kesabarannya.”

Filosofi adalah sebuah ruang kecil dalam kepribadian kita darimana seluruh tindakan diarahkan dan dikontrol.
Filosofi adalah kerangka pikiran yang terbentuk sedemikian rupa dalam diri kita dan benrfungsi member ruang dalam diri kita ruang bagi semua tindakan yang mungkin kita lakukan. Semakin luas kerangka berfikir kita, semakin luas pula wilayah tindakan yang mungkin kita lakukan.
‘Amr bin ‘Ash memaknai keterampilan berpolitik seorang pemimpin: “jika seorang pemimpin tahu bagaimana memasuki suatu urusan, maka ia harus tahu juga bagaimana cara keluar dari urusan itu, sesempit apapun jalan keluar yang tersedia.

Strategilah yang menentukan nilai dari sebuah pekerjaan.

Nasehat Abu Bakar untuk tentara yang akan berperang, “Carilah kematian, niscaya kalian akan mendapatkan kehidupan.”

Kata Sayyid Quthb dalam sebait puisi:
Saudaraku, kalau kau teteskan air matamu
Kau basahi pula nisanku dalam sunyi
Nyalakan lilin-lilin dari tulang belulangku
Jalanlah terus ke kemenangan abadi

Imam Syahid Hasan al Banna berkata: “jangan pernah melawan sunatullah pada alam, sebab ia pasti mengalahkanmmu. Tapi, gunakan sebagiannya untuk menundukkan sebagian yang lain, niscaya kamu akan sampai tujuan.”

Yang harus dilakukan saat musibah itu datang;
1. Mempertahankan ketenangan
2. Mempertahankan harapan
3. Mempertahankan keberanian
4. Mempertahankan semangat

Harapan, seperti kata Rasulullah saw, adalah rahmat Allah bagi umatku.jika bukan karena harapan, tak kan ada orang yang mau menanam pohon dan tidak ada seorang ibu yang mau menyusui anaknya. Harapan adalah buah dari dari kepercayaan akan rahmat Allah dan juga kepada kemampuan Allah SWT melakukan semua yang Ia kehendaki.

Krisis adalah takdir semua bangsa. Ia tidak perlu disesali. Apalagi dikutuk. Kita hanya perlu meyakini sebuah kaidah, bahwa masalah kita bukan pada krisis itu. Tapi pada kelangkaan pahlawan saat krisis itu terjadi. Itu tanda kelangsungan hidup atau kehancuran sebuah bangsa. Itulah kata-kata Anis Matta dalam bukunya Mencari Pahlawan Indonesia (2004).

Selanjutnya Anis Matta mengatakan bahwa pahlawan bukanlah orang suci dari langit yang diturunkan ke bumi untuk menyelesaikan persoalan manusia dengan mukjizat, secepat kilat untuk kemudian kembali ke langit. Pahlawan adalah orang biasa yang melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, dalam sunyi yang panjang, sampai waktu mereka habis.

Keberanian adalah kekuatan yang tersimpan dalam kehendak jiwa, yang mendorong seseorang untuk maju menunaikan tugas, baik tindakan maupun perkataan, demi kebenaran dan kebaikan, atau untuk mencegah suatu keburukan dan dengan menyadari sepenuhnya semua resiko yang akan diterimanya. (Anis Matta, 2004).

Nauri kepahlawanan lahir dari rasa kagum yang dalam kepada kepahlawanan itu sendiri. Hal itu akan menggoda sang pengagum untuk melihat dirinya sembari bertanya, apa engkau dapat melakukan hal yang sama? Dan jika ia merasa memiliki kesiapan-kesiapan dasar, maka ia akan menemukan dorongan yang kuat untuk mengeksplorasi segenap potensinya untuk tumbuh dan berkembang. Jadi, naluri kepahlawanan adalah kekuatan yang mendorong munculnya potensi-potensi tersembunyi dalam diri seseorang, kekuatan yang berada di balik pertumbuhan ajaib kepribadian seseorang (Anis Matta, 2004).

Read More......

Selasa, 26 April 2011

IMAJINASI; Pedang Bermata Dua

 
“Imagination is the preview of life’s coming attractions. – Imajinasi adalah gambaran kehidupan yang akan datang.” Albert Einstein.
Benar, tidak mengada-ada jika peradaban suatu bangsa ditentukan oleh kemajuan sastra, bukan sains. Ilmuwan besar sekaliber Albert Einstein pun mengakuinya, bahwa dunia "khayalan" itu yang menginspirasi penemuan-penemuan besar para Ilmuwan. Jika saja Wright Brother tidak terinspirasi oleh kisah-kisah mitos manusia bisa terbang, tidak akan ada pesawat terbang sekarang ini. Adakah inspirasi itu datang tidak dari imajinasi?
<span class="fullpost">
Sastra adalah pondasi peradaban, pembangunan karakter bangsa adalah peran  sastra. Indeks pembangunan manusia selalu berpatokan kepada budaya membaca. Ini yang kurang disadari oleh Indonesia.
 Bangsa ini bangga bila ada warga negaranya pulang dari menuntut ilmu di luar negeri dengan membawa gelar Doktor sains, ia diagung-agungkan seolah harapan untuk kemajuan Indonesia ada dipundaknya. Tetapi apa yang terjadi selanjutnya, sang Doktor hanya jadi Ilmuwan yang "miskin" karya, karena dinegara ini tidak ada IMAJINASI  yang bisa mengolah ilmu pengetahuan sang Doktor.  Mungkin para Ilmuwan di Indonesia bingung harus berbuat apa, tidak ada yang menginspirasinya, tidak ada pulai orang-orang yang berbicara tentang masa depan, imajinasi kehidupan Indonesia kedepannya tidak ada punya gambaran jelas.
Jadilah Sang Doktor tadi ketika diminta oleh Bangsa lain yang bisa berimajinasi tinggi untuk menyelesaikan proyek masa depan mereka dengan sains para Ilmuwan. Mega proyek ini bernama; "mewujudkan teknologi karya sastra yang belum ada, demi masa depan yang cerah."
Imajinasi selain membangun peradaban, imajinasi juga bisa tonggak merusak moral. Menghancurkan sendi-sendi adat istiadat dan etika di masyarakat. Imajinasi kotor yang merangsek melalui pemikiran pemikiran negatif yang akan mengendap dialam bawah sadar manusia
.
"sesungguhnya, sebagian dari prasangka itu adalah dosa". (QS:49:12)
 
Allah melarang umatnya untuk su'udzon, karena berprasangka negatif akan menghasilkan imajinasi yang negatif. Otak manusia berpikir 60.000 kali setiap hari dan 2.000.000 informasi perdetik yang bisa ditangkap. Imajinasi negatif pasti akan ada, dan itu tidak bisa kita hindari tetapi jagalah agar Imajinasi-imajinasi negatif itu tidak berubah menjadi fantasi-fantasi kotor yang bisa merusak, baik diri, keluarga maupun lingkungan.
Ketika dulu heboh masalah majalah "Play Boy Indonesia", ada seorang ulama yang mengatakan; "Menghancurkan Indonesia tidak dengan cara menghina Nabinya, karena orang yang tidak sholat pun pasti akan marah, tetapi mereka menghancurkan dengan cara memasarkan pornografi di negara muslim terbesar ini."
Pornografi, pornoaksi dan segala bentuk ragam cabul apapun kemasannya akan merusak pemikiran generasi muda dengan selalu menghadirkan imajinasi kotor di otaknya. Jika Imajinasi itu berlanjut menjadi fantasi, maka "karya"nya adalah free seks, pemerkosaan, hubungan diluar nikah dan lain-lain.
ini adalah efek lain dari Imajinasi yang tidak terkontrol, menjadikan  manusia selalu dikontrol oleh fantasi-fantasi dalam setiap gerak tubuhnya. Sekarang bisa dilihat, manakah yang dominan di generasi muda ini, sastra atau pornografi?
Pemerintah telah melarang pornografi, karena orang-orang yang pro dengan pelarangan ini adalah mereka yang dapat membayangkan nasib bangsa ini kedepan bila imajinasi negatif terus dicekoki dibenak kawula mudanya.
Sesungguhnya sastra telah memberikan jalan untuk berimajinasi yang positif dan produktif, dengan sastra para kaum muda lebih mudah untuk diajak berpikir tentang masa depannya karena masing-masing sudah ada gambaran  bagaimana kehidupan yang akan datang. Ketahuilah, hubungan sebab dan akibat itu erat berkaitan dengan sastra dalam merangkai sebuah cerita.
Cintailah SASTRA, agar dua mata pedang itu bisa kita tebaskan kearah "musuh".
Nasihat Amirul Mukminin Umar bin Khaththab ra.
"Ajarkan anakmu sastra, maka ia akan merubah anak yang pengecut menjadi pemberani".
wallahu'alam bish shawab. </span>

Read More......

Senin, 25 April 2011

NEGARA INI BUTUH PERANG, AGAR HILANG ITU KEKERASAN


“Barang siapa mengenal seni perang, ia tak akan serampangan dalam gerakannya. Ia kaya akan gagasan dan membatasi nafsu.” (SUN TSU )
ITULAH nasihat filsuf Cina Kuno pada 2500 tahun lalu, namun masih relevan untuk jaman sekarang ini. Dalam setiap keadaan kita butuh perang, baik dalam keadaan  damai  atau ketika tidak ada  (baca: nampak) musuh sekalipun. Dan apabila kita berperang dalam keadaan yang adem-ayem seperti sekarang ini, energi yang terkuras akan lebih besar dibandingkan dengan perang yang jelas nyata musuhnya. 
“Barang siapa mengenal dirinya sendiri dan mengenal musuhnya, ia senantiasa menang dengan mudah. Barang siapa mengenal langit dan bumi, ia menang atas segalanya”.

SEJAK dua setengah milenium yang lalu ahli strategi perang ini selalu mengingatkan, untuk selalu mengenal diri, mengenal musuh dan mengenal langit dan bumi. Pemikiran ini ternyata bukan saja relevan dalam dunia militer saja, tetapi juga ekonomi, politik, sosial dan lain sebagainya. intinya adalah PERANG tidak bisa dijauhkan dari kodrat manusia yang memiliki naluri untuk selalu dapat "bertahan hidup". 

 
Miris hati melihat begitu banyak kekerasan yang terjadi dinegeri ini. Adakah yang salah bila kita hidup dalam damai? ketahuilah kedamaian itulah yang melenakan kita. Ibarat monyet yang bergelantung dipohon, jika angin kencang, ia tidak akan jatuh karena semakin kencang angin berhembus maka pegangan si monyet akan lebih kencang pula. lain halnya bila angin sepoi-sepoi, monyet itu jatuh karena angin sepoi-sepoi ini yang membuatnya terlena.
Kita dilenakan oleh damai, sehingga tidak sadar akan musuh sebenarnya, atau musuh itu "kasat mata " sehingga kita yang hidup dalam "damai" luput menyadari ada yang sedang memerangi. Sehingga jangan salah bila manusia menggunakan "naluri" yang sudah lama mengendap itu dengan memerangi musuh-musuh "semu", terjadilah kekerasan yang dipicu oleh masalah yang sepele.
Kita butuh perang, dengan perang masyarakat sadar bahwa mereka bersaudara, kita harus memiliki alasan yang menyatukan "naluri" itu untuk satu tujuan. 
Ada pakar dan pengamat yang berkata begini, "kekerasan itu bisa dihilangkan dengan perang melawan kemiskinan."  Benarkah? 
Rasulullah SAW tidak pernah mengajarkan kita untuk memerangi kemiskinan untuk meredam aksi KEKERASAN. Kemiskinan sudah adalah solusi yaitu zakat. Cara Rasulullah SAW menangani aksi kekerasan yang dilakukan beliau pada dua suku yang selalu bertikai, Aus dan Khazraj adalah dengan menyeru mereka kejalan Islam dan mengajak serta keduanya dalam JIHAD memerangi kaum kafir Quraisy dan kaum yang selalu menghalangi dakwah Rasul dan para Sahabat.
Indonesia memliki solusi untuk KEKERASAN itu, yaitu islam yang menjadi agama mayoritas disini dan PERANG yang terus bergejolak tiada henti. Sadarkah kita bahwa sekarang sedang PERANG? siapa sebenarnya "musuh yang kasat mata itu"? 
Lalu ini PERANG yang seperti apa?
Perang selalu ada musuh, atau lawan yang akan diperangi. Untuk mengetahui perang  jenis apa yang sedang kita hadapi, maka dari itu:
(1) KENALILAH DIRI, seperti yang diperintahkan Allah dalam ayat pertama kali diperdengarkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (Al-'Alaq 96:1-5)
Allah SAW sudah mengingatkan, bahkan peringatan pertama untuk manusia adalah ia mengenal dirinya, siapa Tuhannya? darimana ia berasal? dan Allah mengajarkan manusia agar mengenal diri-Nya.
(2) MENGENAL MUSUH 
Siapa musuh kita? dan perang jenis apa ini?
"Tidaklah mereka (orang munafik) mengetahui bahwa barang siapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka jahanamlah baginya, dia kekal didalamnya. Itulah kehinaan yang besar." (At-Taubah 9:63)
Inilah "musuh yang kasat mata" yang telah dijawab oleh Allah, yaitu golongan orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, dalam ayat ini dikhususkan untuk golongan orang munafik. 
Sesungguhnya dalam selimut itu lebih berbahaya daripada musuh yang jelas-jelas memerangi. Ibarat duri dalam daging, ia ada untuk membusuki. Mereka merasuk ke sendi-sendi Islam tanpa kita ketahui dengan ajaran kebebasan dan HAM yang selalu mereka dengungkan. Berkembangnya faham pluralisme, Liberalisme, Perenialisme dan isme-isme yang lain yang jelas bertentangan dengan Allah dan Rasul-Nya. Dan ini tidak sedikit dari mereka yang mengaku Islam tetapi mengajarkan pemikiran yang sesat. 
Ini adalah PERANG, banyakkah dari kita yang menyadari akan hal ini?
(3) Mengenal LANGIT dan BUMI, akan menang atas segalanya.
Allah telah menjanjikannya dalam Al-Qur'an.
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada me-reka berkah dari LANGIT dan BUMI, tetapi mereka mendus-takan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka di-sebabkan perbuatan mereka sendiri". (Al-A"raf: 96)
Iman dan Taqwa adalah kunci sukses dalam memenangkan PERANG ini. Siapa yang bertaqwa maka pertolongan Allah akan selalu datang dari arah yang tidak kita kira.
Langit, erat kaitannya dengan fungsi Iman dan Taqwa dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.
"(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, 'Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut." (al-Anfaal: 9)
.
Bumi, selalu mengikat Iman dan Taqwa kita kepada Allah dengan alam sekitar, sehingga berkehendaklah bumi ini memberikan pertolongannya atas izin Allah. Dan ingatlah ketika  Allah  menerangkan kisah AHZAB yaitu golongan-golongan yang dihancurkan pada peperangan Khandaq karena menentang Allah dan Rasul-Nya. Yang dimaksud dengan tentara yang tidak dapat kamu lihat adalah para malaikat yang sengaja didatangkan Tuhan untuk menghancurkan musuh-musuh Allah itu. 
"Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya[1]. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan." (Al-Ahzab:9)
KINI saatnya kita umat Muslim ini bangun dari tidur panjang ini, TIDUR ini telah menyebabkan kita  "ngelindur" sehingga bertikai satu sama lain. Bukalah mata lebar-labar, perang ini tidak akan pernah usai, manusia akan tetap berperang terus sampai akhir kiamat demi eksistensinya. Telah nyata pedang sudah dihunus  untuk mencabik-cabik Islam dalam aqidah, politik, pendidikan, Ekonomi, sosial dan masyarakat. Tungganglah "kuda yang tertambatkan" itu untuk menyongsong musuh digaris depan dimana tempat kita berada sekarang.

Membenci perang bukan solusi untuk menciptakan KEDAMAIAN. 
Memahamkan masyarakat bahwa perang (JIHAD) itu wajib bagi setiap muslim ialah yang utama. Islam tidak akan menjadi rahmatan lil alamin jika tidak diperjuangkan dengan PERANG. Perang /JIHAD dalam Islam jauh dari KEKERASAN, Rasulullah SAW melarang membunuh wanita, anak-anak dan musuh yang sudah menyerah. Umar bin Khaththab memasuki kota Yerusalem dengan damai tanpa menumpahkan darah dan penghancuran tempat ibadah pascakota itu takluk oleh pasukan Khalid bin Walid.
wallahu'alam bish shawab

Read More......

Rabu, 20 April 2011

IMAJINASI DALAM KEHIDUPAN DIRI


Semua berawal dari imajinasi.

Inilah Indonesia, seratus tahun yang lalu tidak ada yang MENYADARI akan potensinya?



Memang, seratus tahun yang lalu orang-orang berpendidikan sangat jarang di negeri ini. Kegiatan baca-tulis sesuatu hal yang langka ditengah kebodohan bangsa yang selama 350 tahun dijajah. Jika sampai sekarang ini, 2011 artinya 66 tahun Indonesia merdeka, belum ada yang bisa menyadari potensi Indonesia hari ini dan masa yang akan datang, belum ada yang dapat membayangkan Indonesia kedepan seperti apa dan tidak seorangpun yang bisa merencanakan untuk hari esok. Inilah tanda dari matinya IMAJINASI.



Matinya imajinasi menjadi jalan suram nasib bangsa kedepan. Benar, itulah yang banyak dikhawatirkan oleh para budayawan Indonesia. peralihan budaya baca-tulis menjadi budaya audio-visual kian menggerus minat baca para kalangan. Budaya belanja buku digantikan oleh shopping di mall, budaya peran aktif dalam bedah buku makin tak terlihat minat para pemuda karena lebih senang datang ke konser-konser musik. Ini masalah, namun sedikit orang yang menyadari karena matinya imajinasi.


Sejarah selalu berubah, demikian pula budaya akan bergeser. Ketika dahulu bangsa ini diperjuangkan oleh tetesan darah para pahlawan, jika Indonesia merdeka yang ada dibenak mereka dapat membayangkan nasib Indonesia yang lebih baik tanpa penjajahan. MERDEKA!


Film, inilah salah satu yang ikut menggerus imajinasi. Bayangkan, tidak akan kita temui perintah untuk berimajinasi saat disuguhkan sebuah film, semua praktis ada didepan mata tinggal dinikmati, instan sekali bukan? tanpa susah payah memeras otak, memusingkan kepala hanya sekedar memvisualisasikan sebuah objek dalam benak, semua sudah tersaji indah. namun tak seindah yang dibayangkan. Imajinasi lebih indah daripada gambar visual nyata seindah apapun, karena ia bebas melanglang buana tanpa batas. Inilah kekuatan Imajinasi, apa banyak orang sadar akan potensinya?


Berbagai perangkat budaya audio visual semua mengekang imajinasi, kemampuan daya pikir otak ini berkurang. Buatlah sebuah perbandingan, jika kita menonton film selama 2 jam selesai, namun apa yang terjadi jika waktu dua jam itu digunakan untuk membaca sebuah novel, rata-rata kemamuan baca seseorang dalam 2 jam hanya dapat meraup 120 halaman. 120 halaman itu mungkin hanya sepertiga dari keseluruhan cerita, belum selesai. KENAPA? inilah imajinasi. Beda antara penonton dan pembaca adalah para penonton hanya menggunakan indera penglihatan dan pendengaran saja dan juga tidak berimajinasi sama sekali, sedangkan para pembaca ia menggunakan seluruh pancaindera untuk menangkap deskripsi yang ia baca, dari deskripsi tertulis itulah muncul IMAJINASI.


Saat masih bocah ingusan, saya ingat kerika itu yang saya gemari adalah membaca cerita bergambar. Pokoknya kalau ada gambarnya saya senang. Mengapa? ini karena saat usia-usia seperti itu daya imajinasi kita masih lemah, belum terasah maka harus dirangsang dengan ilustrasi-ilustrasi cerita bergambar. Sekarang pertanyaannya, apa yang membedakan antara daya pikir seorang bocah dan daya pikir orang dewasa? jawabnya adalah IMAJINASI.


Suatu saat nanti akan kita temui budaya turunan dari budaya audio-visual ini, yaitu budaya PRAGMATISME. Budaya ini mengajarkan kita pada kepraktisan, semua dinilai harus praktis, tidak ada ruang untuk berpikir dan berimajinasi kedepannya seperti apa. Ya, tanda-tanda itu telah nyata, sudah banyak contohnya namun belum bisa bangsa ini disebut bangsa yang pragmatisme. Masih ada waktu, dan kapal ini belum karam.  Sebelum badai datang mari, kita berupaya untuk membelokkan arah angin.

Read More......

Selasa, 19 April 2011

MATI BERKARYA?


Dalam berkarya, ini adalah permasalahan klasik yang tidak ada ujung pangkalnya, apa lagi untuk penulis pemula, inspirasi adalah problema. Sebernarnya insprirasi itu bisa juga diubah menjadi dinamika yang selalu bergerak bebas tanpa tersekat ruang gerak imajinasi yang berlanjut ke fantasi-fantasi yang tidak batasnya.

Apa sich inspirasi? datang dari manakah beliau itu.


Jika melihat arah panah dari segitiga imajinasi -  fantasi - inspirasi dan berlanjut ke karya, jelas inspirasi datang dari fantasi dan karya, inspirasi menghasilkan imajinasi dan juga karya. Mengapa demikian? ini penjelasannnya.

Imajinasi menurut kamus adalah khayalan, angan-angan. Fantasi adalah ilusi, khayalan yang aneh. Inspirasi adalah ilham, sesuatu yang menggerakkan hati untuk mencipta.

Imajinasi masih berupa angan-angan kosong, ia datang sambil lalu dibenak seseorang, biasanya ini hanyalah khayalan sesaat yang tidak memberikan arti sama sekali. Jika khayalan ini berlanjut, disana ada peran otak dalam proses berpikir terkait sebab dan akibatnya, maka ini sudah masuk ketataran fantasi. Imajinasi dan fantasi adalah dua kakak beradik yang satu sekolah namun beda kelas.

Dimanakah karya itu berada?

Karya tercipta dari dari sebuah fantasi dan inspirasi. perhatikan dua anak panah yang menuju ke KARYA. anak panah dari fantasi hanya satu arah, sedangkan dari inspirasi ada dua arah panah bolak-balik. Ini adalah pembeda pada proses sebuah sastra otentik dan sastra pembanding. Secara garis besar sebuah karya yang otentik itu diciptakan dari Fantasi, tidak lewat inspirasi, tetapi bisa saja diawali oleh sebuah inspirasi - imajinasi - fantasi dan kemudian bermuara di karya.

Sastra pembanding ini lahir dari inspirasi, hanya inspirasi. Ide dan jalan ceritanya diambil dari karya sasta serupa lalu berlanut menjadi karya sastra. Prosesnya seperti ini, karya - inspirasi - karya.

Banyak contoh yang menunjukkan gelagat seperti ini, alasannya cuma karena tuntutan industri jadi murni bukan dari proses berpikir hingga berfantasi oleh cerita yang dibuat. contoh: saat novel GAJAH MADA laris manis di pasaran, maka tumbuhlah semakin banyak novel sejarah yang serupa, jika kita perhatikan karya sastra pembanding itu murni pyur melayani pasar, tidak ada idealisme disana karen tidak melalui proses 'fantasi'.

Saat novel AYAT-AYAT CINTA meledak dipasaran, maka muncul pula novel serupa bak 'cendawan dimusim penghujan'. Ide ceritanya hampir sama, demikian pula dengan judul hampir persis sama, Langit-Langit Cinta, Sabda-Sabda Cinta dll. Ceritanya sama karena terinpirasi, sama halnya seperti cerita CINDERELLA dan legenda rakyat BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH, seperti itulah tetapi kalau kasus ini belum ada yang bisa membuktikan siapa menginspirasi siapa.

Karya itu berasal dari inspirasi dan fantasi, jika ingin berkarya! Karya yang mana yang akan ditulis? sekarang tinggal mengikuti alur seperti diatas, tidak ada alasan untuk tidak punya inspirasi karena inspirasi ada dimana-mana. Jiwa seni kita dituntut untuk menjemput inspirasi itu sendiri.

Tulisan ini bisa dilihat di: tembangdibataslangit.blogspot.com

Read More......

Senin, 21 Maret 2011

KITA TIDAK BUTUH YANG NAMANYA "AGAMA"



Kata “agama” berasal dari kata sansekerta, “a” berarti “tidak” dan “gama” berarti “kacau”. Jadi secara bahasa agama dapat berarti “tidak kacau”, sedangkan agama dalam bahasa Inggris adalah “religion” yang berari “kepercayaan” dan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah “diin” dalam bahasa al-qur’an yang berarti “undang-undang atau peraturan”.

Dalam Neuro-Linguistic Program (NLP) dikenal istilah negasi, yang mana dalam konsep psykologi ini alam bawah sadar kita tidak dapat menyerap kata “tidak”. Sebagai contoh: jangan pikirkan monyet hitam yang berbicara “nguk, nguk”, sekali lagi jangan pikirkan monyet hitam yang selalu berbicara “nguk-nguk.” Saya yakin pasti dibenak saudara akan tergambar seekor simpanse berbulu hitam dan sedang berteriak “nguk-nguk” walaupun  berulang kali saya katakan, JANGAN.

Inilah kenapa kita tidak butuh yang namanya “agama”, karena ia mengajarkan kekacauan didalam pengetian “tidak kacaunya” itu. Mengapa konflik abadi berada di negeri kita ini tidak berkesudahan? Jawabannya mungkin akan berurat berakar dialam bawah sadar masyarakat tentang pengertian dari “agama” itu sendiri. Jadi masing-masing dapat mengaku paling benar, bila ada yang membuat ‘kekacauan’ (baca menyimpang) dalam suatu agama maka dinilai “sesat”.
Kejadian ini serupa dengan konflik berkepanjangan yang akhirnya memecah belah bangsa Eropa menjadi pada awal masa renaisans. Agama dalam tataran mereka (masyarakat Eropa) adalah religion atau “kepercayaan”. Dimana-mana kepercayaan itu selalu bersifat subjektif, karena tidak ada yang bisa melegitimasi sebuah kepercayaan secara objektif. Sebagaiaman kita tahu, akhirnya agama Kristen telah terpecah menjadi dua yaitu Katolik dan Protestan. Benarkah konflik ini bersumber dari pemahaman agama itu adalah kepercayaan?

Bila agama mengacu pada “diin”, pengertiannya adalah peraturan, undang-undang atau way of life, cara hidup. Islam mengatur semua hajat hidup manusia, dari hal yang terkecil hingga hal yang terbesar semua ada dalam “aturan langit” yang telah diwahyukan kepada utusan-Nya. Jika kita meyakini bahwa sumber-sumber agama itu berasal dari langit, kenapa ada agama yang tidak punya aturan yang menyeluruh untuk urusan dunianya? Apakah Tuhan kita menurunkan “agama” agar manusia tidak kacau didunia ini atau Ia hanya ingin memakai agama sebagai “media” agar ummat-Nya percaya akan eksistensi Tuhan? 

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” (52:56). Inilah aturan tentang hakekat penciptaan manusia, sedangkan ibadah merupakan satu-satunya cara untuk mempertahankan status manusia sebagai hamba Allah (vertical) dan cara kita menjalin hubungan sesama manusia atau lingkungan (horizontal). Fungsi dari agama (baca diin) secara umum adalah dua hal tersebut, Tuhan sudah mengatur semuanya. Jadi bukan agar “tidak kacau” atau hanya sekedar “kepercayaan” semata.

Para ulama banyak yang tidak sepakat jika padanan kata Diinul Islam adalah agama. Sebuah padanan kata yang kurang tepat karena mempersempit keluasan makna dari ‘diin’ itu sendiri.

Read More......

Sabtu, 19 Maret 2011

Merekam jejak kepahlawanan Ranggalawe

Dalam Sejarah pendirian Kerajaan Majapahit, nama Sanggrama Wijaya atau lebih dikenal sebagai Raden Wijaya santer didengungkan. Raden Wijaya bagaikan rembulan yang tampak bersinar terang sedangkan nama Ranggalawe hanyalah kemilau bintang yang terlihat kecil dilangit sana. Tetapi tahukan anda bahwa sinar bintang lebih terang daripada bulan, bulan bercahaya dengan memantulkan sinar dari bintang, yaitu matahari. Bintang terlihat redup karena tempatnya yang terlampau jauh dari pandangan kita. Kita silau oleh pancaran sinar matahari karena ia lebih dekat, Sanggrama Wijaya juga demikian ia tokoh mengalahkan sinar Ranggalawe karena ia punya kuasa dan dari kalangan ningrat.
Dari sumber kitab Pararaton memang tidak tertulis dengan gamblang orang yang paling berjasa dalam pendirian kerajaan Majapahit adalah Ranggalawe, mungkin karena dia bukan dari Wangsa Rajasa dan orang yang memiliki kuasa atas tahta Majapahit. Sehingga namanya semakin di'benam'kan penguasa agar Raden Wijaya dikenal sebagai seorang yang paling berjasa dan tidak ada bandingnya. Kitab pararaton mengisahkan bagaimana cucuran keringat Ranggalawe dalam membuka Hutan Tarik dibantu anak buahnya, orang-orang Madura yang dikirim ayahnya, Arrya Wiraraja untuk membantunya.
Ada apa dengan Ranggalawe? Benarkah ia seorang pemberontak?
Sampai sekarang ini ia dikenal sebagai pahlawan bagi masyarakat Tuban. Hanya Kitab Pararaton yang menganggap Ranggalawe sebagai pemberontak. Sejarah mengisahkan Ranggalawe mengangkat senjata menentang Kerajaan Majapahit pada tahun 1295, belum genap dua tahun Raden Wijaya memerintah Majapahit sejak November 1293, tetapi mengapa Mpu Prapanca yang hidup pada masa Jayanagara hingga masa Hayam Wuruk tidak menuliskannya sebagai “pemberontak” dalam Kitab Negarakertagama-nya. Mengapa?
Keterangan dalam Kitab Pararaton memang sarat akan mitos-mitos. Pararaton atau kitab para raja yang dibuat untuk melegitimasi trah Wangsa Rajasa sebagai penguasa yang syah di tanah jawa. Kitab ini ditulis pada abad ke-XV tepat saat-saat Majapahit dilanda perang saudara, jadi keterangan Ranggalawe sebagai pemberontak hanyalah pernyataan subjektif berdasarkan sudut pandang keluarga kerajaan.
Menyimak kisah kepahlawan seorang Ranggalawe pada masa keruntuhan Singasari hingga berdirinya Kerajaan Majapahit tidak lepas dari kontroversi. Nama besar Ranggalawe begitu melekat dalam ingatan masyarakat Jawa. Penulis Serat Damarwulan atau Serat Kanda mencatut nama Ranggalawe Adipati Tuban sebagai tokoh fiksi dengan menempatkan tokoh Ranggalawe hidup sezaman dengan Damarwulan dan Menak Jingga. Damarwulan sendiri merupakan tokoh fiksi, karena kisahnya tidak sesuai dengan bukti-bukti sejarah, serta tidak memiliki prasasti pendukung.  Kenapa nama Ranggalawe begitu populer hingga masuk ke ranah sastra fiksi? adakah tokoh lain yang seperti dirinya yang mendapatkan 'tempat' istimewa dihati masyarakat Majapahit kala itu.  Ada apa dengan Ranggalawe?
Dalam sejarah Indonesia namanya terpahat dalam prasasti Kudadu dengan nama Rakryan Mantri Dwipantara Aryya Adhikara, menjabat sebagai Pesangguhan bersama Ayahnya. Sejarawan Slamet Mulyana mengidentifikasi Arya Adhikara sebagai nama lain Ranggalawe. Ada Kidung khusus yang memaparkan kisah hidup sang pahlawan, yaitu Kidung Ranggalawe.
Saya tertarik mengangkat roman kisah Ranggalawe ini setelah membaca surat pembaca disitus www.eramuslim.com. Disana si pengirim e-mail mengatakan bahwa kakeknya bercerita ada sepuluh pengikut Ranggalawe yang sudah memeluk islam ikut terbunuh dalam pertempuran berdarah di Sungai Tambak Beras melawan Pasukan Majapahit. Dari sinilah kepenulisan novel ini jadi menarik, oleh sebab itu  penulis mencari data dan fakta terkait dengan Ranggalawe hingga jadilah novel yang ada ditangan anda sekarang. Proses penulisan satu buku itu sendiri memakan waktu satu setengah tahun lebih terhitung dari Mei 2009 hingga desember 2010.
Saya ingin menggulirkan tantangan baru bagi Sejarawan nasional untuk mengungkapkan fakta multi klausal yang mendorong Ranggalawe mengangkat senjata menentang Sri Maharaja Sanggramawijaya Sri Kertarajasa Jayawarddhana, mengingat begitu dahsyatnya dampak yang ditimbulkan dari “pemberontakan” Ranggalawe ini hingga menyulut berbagai macam gejolak perang saudara yang terus mengiringi pemerintahan Kertarajasa sampai akhir hayatnya.
Anda lebih condong kemana? Sanggrama Wijaya ataukah Aryya Adhikara (Ranggalawe), kalau saya jangan ditanya.
Insyaallah, dengan ridho Allah SWT saya akan berusaha menyelesaikan kisah kepahlawanan Ranggalawe ini kepada pembaca sekalian.

Read More......