Dikatakan kepadanya: “Masuklah
ke dalam istana. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam
air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya”. Berkatalah Sulaiman:
“Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca.” Berkatalah Balqis, “Ya
Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah
diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”.”(QS An Naml 44)
Ada yang
beranggapan bahwa kehidupan modern itu pernah dilalui umat manusia, seperti
kaum Nabi Luth As yang telah mendirikan bangunan tinggi juga pada masa Nabi
Sulaiman As, demikian pula Nabi Nuh dengan tekologinya bisa membuat bahtera
besar yang cukup menampung setiap jenis binatang didunia ini, tetapi karena
manusia durhaka kepada Allah, bangsa-bangsa itu diazab oleh-Nya, dimusnahkan
dengan kaum yang baru. Sah-sah saja kita beranggapan demikian, namun sumbernya
hanya ada pada al-qur’an, bagi semua kalangan bukti itu belum cukup untuk
dinaikan ke taraf ilmiah. Sementara bukti otentiknya sudah dimusnahkan oleh
Allah SWT, yang tersisa hanyalah batu-batu hingga muncullah teori jaman batu,
neolitikum, megalitikum. Harun Yahya mengatakan dalam bukunya bahwa jaman batu
tidak pernah ada, itu hanya rekayasa periode sejarah bangsa Eropa. Apakah Nabi
Adam turun ke bumi ini dalam keadaan sehina manusia gua dijaman batu?
Dari sekian
bukti kejayaan masa lalu yang bisa dijumpai hingga kini di Indonesia hanyalah
berupa Candi Cetho dan Candi Sukuh. Candi Cetho terletak di lereng Gunung Lawu,
berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar,
Jawa Tengah, pada ketinggian 1400 mdpl. Sedangkan Candi Sukuh yang letaknya
tidak juah dari Candi Cetho yang juga di lereng Gunung Lawu dengan ketinggian
1186 mdpl, berada di Dusun Berjo, Desa Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah.
Candi Sukuh dan
Cetho menurut beberapa arkeolog Indoensia merupakan peninggalan Majapahit pada
masa Brawijaya V, artinya candi ini didirikan pada akhir abad XV. Tetapi ada
keganjilan yang patut dipertanyakan yaitu candi yang terbuat dari batu kali,
sedangkan pada jaman majapahit candi dibuat dari batu bata merah. Kekasaran
pahatan baik dari batu candi, relief dan patung, ini menunjukkan bahwa usia
candi Cetho dan Candi Sukuh lebih tua dari jaman Majapahit. Demikian pula
dengan patung-patung yang ada di Candi Cetho maupun Sukuh tidak menunjukkan
orang Jawa yang hidup pada jaman
Majapahit.
Inilah beberapa point yang menggiring
opini para Sejarawan mengatakan bahwa Candi Cetho dan Candi Sukuk adalah peninggalan
Majapahit.
1. Beberapa Arkeolog Indonesia mengatakan hasil tes carbon pada batuan candi menunjukkan usia dimana Brawijaya V memerintah Majapahit.
2. Disana ditemukan prasasti dengan bahasa sansekerta atau jawa kuna, disebutkan bahwa menjelang runtuhnya kerajaan majapahit itu ada seorang pangeran majapahit yang melarikan diri ke arah jawa tengah.
3. Candi sukuh dan candi cetho adalah candi hindu, karena terdapat 3 patung garuda (manusia bersayap).
4. Mengenai Candi Sukuh ini didirikan sebagai bentuk protes masyarakat Hindu di pedalaman karena Islam telah memengaruhi sebagian wilayah Jawa, terutama di bagian pesisir. Dilihat dari bentuknya Hal tersebut terlihat dari bentuknya yg seperti piramida tumpul dan menyerupai bentuk punden berundak pada era sebelum jaman Hindu Budha.
Keempat teori diatas runtuh dengan
sebuah analogi, Candi Borobudur adalah peninggalan orde baru yang dibangun pada
masa Presiden Soeharto. Benarkah demikian? Anggaplah ada para arkeolog untuk
meneliti Candi Borobudur sekarang ini,
mereka akan pasti berpendapat demikian karena menemukan ada teknologi beton
bertulang yang menjadi perkuatan lantai dasar candi. Dan juga ada sebuah
prasasti yang menceritakan tentang peresmian Candi Borobudur oleh Presiden
Soeharto. Lalu apakah bukti yang menegaskan bahwa Candi Borobudur bukan
peninggalan orde baru?
1. Arsitektur candi
2. Patung Budha, jika Candi Borobudur dibuat pada masa orde baru tentu saja patungnya adalah patung para pahlawan nasionalDemikian pula Candi Cetho dan Sukuh, sampai sekarang para arkeolog belum bisa memastikan patung siapa yang ada di kedua candi tersebut. Jadi terlalu dini untuk menyatakan bahwa Candi Cetho dan candi Sukuh adalah candi Hindu peninggalan Majapahit. Bangsa Maya juga membangun piramida sebagai bangunan untuk bisa berkomunikasi dengan Yang Tertinggi. Dan ternyata di lereng Gunung Lawu, juga terdapat bangunan sejenis. Fakta yang ada di Candi Cetho adalah posisi candi itu adalah titik terbaik untuk menangkap sinyal, disana didirikan stasiun radio transceiver yang uniknya bisa menjangkau seluruh jawa dan bali. Sebuah daerah yang strategis untuk berkomunikasi. Dan satu lagi kemiripan dengan bangunan Bangsa Maya adalah gerbang candi tersebut menghadap ke barat, jika matahari terbenam sinarnya akan merabat lurus melewati gerbang menuju ke arah bangunan utama.
Saat matahari tenggelam di ufuk barat, cahaya akan jatuh lurus melewati perspektif gerbang candi |
Tim Sejarah Eramuslim dan para peneliti
dari Yayasan Turangga Seta berusaha mengidentifikasi patung-patung yang berada
di Candi Cetho dan Candi Sukuh, kesimpulan sementara keduanya adalah bahwa
patung tersebut mirip patung bangsa Sumeria (3000-2000 SM), ini dilihat dari
beberapa temuan. Adakah hubungan leluhur kita dengan bangsa Sumeria yang
merupakan kebudayaan tertua di dunia?
Perhatikan raut muka
takluk dari wajah orang Sumeria ini, mungkinkah leluhur kita peradabannya lebih
maju sehingga mampu menaklukkan Bangsa Sumeria yang katanya bangsa
berkebudayaan pertama didunia?
Di Candi Sukuh ditemui ada patung manusia
berkepala hewan dan bersayap yang identifikasi oleh sejarawan sebagai “garuda’,
tetapi ada kemiripan dengan sosok manusia bersayap ini dengan patung yang
berasal dari Bangsa Maya, literasi Yahudi, serta relief dan patung dari Bangsa
Sumeria, Assyirian dan Babylonia
Jika dugaan ini benar, akan muncul
hipotesa baru yang menunjukkan bahwa sudah ada peradaban yang menghuni
Nusantara pada masa 3000-4000 SM. Dan jika dihubungkan dengan teori atlantis di
Indonesia yang dicetuskan oleh Ario Santos dan Oppenheimer saya rasa semuanya
bertalian. Mungkin di Bangsa di Nusantara ini dulunya termasuk dalam golongan
Bangsa yang dimusnahkan oleh Allah SWT, sehingga yang tersisa hanya puing-puing
Candi Cetho dan Sukuh, sementara ilmu pengetahuan dan teknologinya telah lenyap
oleh azab yang ditimpakan kepada mereka.
Wallahu ‘alam bish shawab.
inspiring gan
BalasHapuswahh... mantap nihh... semangat ... terus gali cakrawala kita
BalasHapusCandi ceto adalah peninggalan nabi luth AS keponakan nabi ibrahim AS yang merupakan keturunan anak nabi Nuh yaitu sam bin Nuh. Dulu nabi Nuh pernah tinggal di sekitaran Purwodadi, Blora, Jepara, dan sekitarnya.. Wallahu A'lam. Bisshawab..
BalasHapuscocot logi
BalasHapusLu itu udah di gobloki sama orang kulit putih yg gk pernah cebok. jadi biarkan mereka tetap meniliti dan teruskanlah coli mu di dalam kamar.
HapusPatung kepala burung dan Garuda, hmmm seperti ada hubungannya
BalasHapus