Senin, 27 Februari 2012

PERADABAN YANG HILANG DI NUSANTARA?

Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya”. Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca.” Berkatalah Balqis, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”.”(QS An Naml 44)

Ada yang beranggapan bahwa kehidupan modern itu pernah dilalui umat manusia, seperti kaum Nabi Luth As yang telah mendirikan bangunan tinggi juga pada masa Nabi Sulaiman As, demikian pula Nabi Nuh dengan tekologinya bisa membuat bahtera besar yang cukup menampung setiap jenis binatang didunia ini, tetapi karena manusia durhaka kepada Allah, bangsa-bangsa itu diazab oleh-Nya, dimusnahkan dengan kaum yang baru. Sah-sah saja kita beranggapan demikian, namun sumbernya hanya ada pada al-qur’an, bagi semua kalangan bukti itu belum cukup untuk dinaikan ke taraf ilmiah. Sementara bukti otentiknya sudah dimusnahkan oleh Allah SWT, yang tersisa hanyalah batu-batu hingga muncullah teori jaman batu, neolitikum, megalitikum. Harun Yahya mengatakan dalam bukunya bahwa jaman batu tidak pernah ada, itu hanya rekayasa periode sejarah bangsa Eropa. Apakah Nabi Adam turun ke bumi ini dalam keadaan sehina manusia gua dijaman batu?

Dari sekian bukti kejayaan masa lalu yang bisa dijumpai hingga kini di Indonesia hanyalah berupa Candi Cetho dan Candi Sukuh. Candi Cetho terletak di lereng Gunung Lawu, berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada ketinggian 1400 mdpl. Sedangkan Candi Sukuh yang letaknya tidak juah dari Candi Cetho yang juga di lereng Gunung Lawu dengan ketinggian 1186 mdpl, berada di Dusun Berjo, Desa Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Candi Sukuh dan Cetho menurut beberapa arkeolog Indoensia merupakan peninggalan Majapahit pada masa Brawijaya V, artinya candi ini didirikan pada akhir abad XV. Tetapi ada keganjilan yang patut dipertanyakan yaitu candi yang terbuat dari batu kali, sedangkan pada jaman majapahit candi dibuat dari batu bata merah. Kekasaran pahatan baik dari batu candi, relief dan patung, ini menunjukkan bahwa usia candi Cetho dan Candi Sukuh lebih tua dari jaman Majapahit. Demikian pula dengan patung-patung yang ada di Candi Cetho maupun Sukuh tidak menunjukkan orang Jawa yang  hidup pada jaman Majapahit.

Inilah beberapa point yang menggiring opini para Sejarawan mengatakan bahwa Candi Cetho dan Candi Sukuk adalah peninggalan Majapahit.

1. Beberapa Arkeolog Indonesia mengatakan hasil tes carbon pada batuan candi menunjukkan usia dimana Brawijaya V memerintah Majapahit.
2.     Disana ditemukan prasasti dengan bahasa sansekerta atau jawa kuna, disebutkan bahwa menjelang runtuhnya kerajaan majapahit itu ada seorang pangeran majapahit yang melarikan diri ke arah jawa tengah.
3.     Candi sukuh dan candi cetho adalah candi hindu, karena terdapat  3 patung garuda (manusia bersayap).
4.      Mengenai Candi Sukuh ini didirikan sebagai bentuk protes masyarakat Hindu di pedalaman karena Islam telah memengaruhi sebagian wilayah Jawa, terutama di bagian pesisir. Dilihat dari bentuknya Hal tersebut terlihat dari bentuknya yg seperti piramida tumpul dan menyerupai bentuk punden berundak pada era sebelum jaman Hindu Budha.

Keempat teori diatas runtuh dengan sebuah analogi, Candi Borobudur adalah peninggalan orde baru yang dibangun pada masa Presiden Soeharto. Benarkah demikian? Anggaplah ada para arkeolog untuk meneliti Candi  Borobudur sekarang ini, mereka akan pasti berpendapat demikian karena menemukan ada teknologi beton bertulang yang menjadi perkuatan lantai dasar candi. Dan juga ada sebuah prasasti yang menceritakan tentang peresmian Candi Borobudur oleh Presiden Soeharto. Lalu apakah bukti yang menegaskan bahwa Candi Borobudur bukan peninggalan orde baru?
1.      Arsitektur candi
2.      Patung Budha, jika Candi Borobudur dibuat pada masa orde baru tentu saja patungnya adalah patung para pahlawan nasional
Demikian pula Candi Cetho dan Sukuh, sampai sekarang para arkeolog belum bisa memastikan patung siapa yang ada di kedua candi tersebut. Jadi terlalu dini untuk menyatakan bahwa Candi Cetho dan candi Sukuh adalah candi Hindu peninggalan Majapahit. Bangsa Maya juga membangun piramida sebagai bangunan untuk bisa berkomunikasi dengan Yang Tertinggi. Dan ternyata di lereng Gunung Lawu, juga terdapat bangunan sejenis. Fakta yang ada di Candi Cetho adalah posisi candi itu adalah titik terbaik untuk menangkap sinyal, disana didirikan stasiun radio transceiver yang uniknya bisa menjangkau seluruh jawa dan bali. Sebuah daerah yang strategis untuk berkomunikasi. Dan satu lagi kemiripan dengan bangunan Bangsa Maya adalah gerbang candi tersebut menghadap ke barat, jika matahari terbenam sinarnya akan merabat lurus melewati gerbang menuju ke arah bangunan utama. 


Saat matahari tenggelam di ufuk barat, cahaya akan jatuh lurus melewati  perspektif gerbang candi 
Tim Sejarah Eramuslim dan para peneliti dari Yayasan Turangga Seta berusaha mengidentifikasi patung-patung yang berada di Candi Cetho dan Candi Sukuh, kesimpulan sementara keduanya adalah bahwa patung tersebut mirip patung bangsa Sumeria (3000-2000 SM), ini dilihat dari beberapa temuan. Adakah hubungan leluhur kita dengan bangsa Sumeria yang merupakan kebudayaan tertua di dunia?



Perhatikan raut muka takluk dari wajah orang Sumeria ini, mungkinkah leluhur kita peradabannya lebih maju sehingga mampu menaklukkan Bangsa Sumeria yang katanya bangsa berkebudayaan pertama didunia?



















Di Candi Sukuh ditemui ada patung manusia berkepala hewan dan bersayap yang identifikasi oleh sejarawan sebagai “garuda’, tetapi ada kemiripan dengan sosok manusia bersayap ini dengan patung yang berasal dari Bangsa Maya, literasi Yahudi, serta relief dan patung dari Bangsa Sumeria, Assyirian dan Babylonia




Jika dugaan ini benar, akan muncul hipotesa baru yang menunjukkan bahwa sudah ada peradaban yang menghuni Nusantara pada masa 3000-4000 SM. Dan jika dihubungkan dengan teori atlantis di Indonesia yang dicetuskan oleh Ario Santos dan Oppenheimer saya rasa semuanya bertalian. Mungkin di Bangsa di Nusantara ini dulunya termasuk dalam golongan Bangsa yang dimusnahkan oleh Allah SWT, sehingga yang tersisa hanya puing-puing Candi Cetho dan Sukuh, sementara ilmu pengetahuan dan teknologinya telah lenyap oleh azab yang ditimpakan kepada mereka. 

Wallahu ‘alam bish shawab.

6 komentar:

  1. wahh... mantap nihh... semangat ... terus gali cakrawala kita

    BalasHapus
  2. Candi ceto adalah peninggalan nabi luth AS keponakan nabi ibrahim AS yang merupakan keturunan anak nabi Nuh yaitu sam bin Nuh. Dulu nabi Nuh pernah tinggal di sekitaran Purwodadi, Blora, Jepara, dan sekitarnya.. Wallahu A'lam. Bisshawab..

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Lu itu udah di gobloki sama orang kulit putih yg gk pernah cebok. jadi biarkan mereka tetap meniliti dan teruskanlah coli mu di dalam kamar.

      Hapus
  4. Patung kepala burung dan Garuda, hmmm seperti ada hubungannya

    BalasHapus