Aku, beginilah aku. anak pertama dari pasangan guru Sekolah Dasar
yang harus menghabiskan waktu kanak-kanakku untuk mengabdi di SD terpencil.
Terlahir sebagai nama Adi, sebuah nama yang jauh panggang dari api, biasanya
anak dari sukuku memberi namanya dengan nama-nama yang berbau islam dan melayu,
seperti penamaan Syah yang menjadi ciri dari melayu Sumatera, mungkin ini
merujuk pada nama Sultan Muhammad Syah, raja islam pertama kerajaan Malaya
(1276 M) yang kemudian melahirkan emperium generasi raja-raja Islam di wilayah
semenanjung Malaka dan Sumatera.
Pola akhiran dengan nama Syah ini seperti menjadi ciri, baik dari
sisi kesukuan maupun secara Islam. Polanya hampir sama dengan penamaan Khan
untuk keturunan Islam di India yang menginduk pada cucu Jengish khan Agung,
Takudar Muhammad Khan yang menguasai belahan dunia barat dari setengah dunia
yang di kuasai Mongol, berbagi dengan sepupunya Khubilai Khan, Kaisar Yuan yang
menguasai belahan dunia bagian timur.
Setelah remaja baru kuketahui bahwa nama itu atas prakarsa Paman
dan Ayah, atas rembugan mereka berdua tersebutlah nama itu, hanya sekelumit itu yang kuketahui dari
penuturan Ibu tentang asal muasal penamaanku. Adi, ketika kubuka di Kamus Besar
Bahasa Indonesia, adi berarti; yang pertama, yang terbaik. Penamaan
"adi" juga banyak di pakai untuk untuk menunjukkan makna
"paling" atau “ter-“, adikuasa, adidaya, adipura, dll.
Jikalau membahasakan "adi" dalam bahasa inggris, padanan
kata yang cocok adalah the best dan the great. Nama Alexander
the Great, cocoknya jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi
"Iskandar Adi".
Nama Adi juga banyak ditemukan di setiap suku, bangsa dan negara.
Pernah tersebut nama Adi dalam Siroh Nabawiyah, ada sahabat Nabi SAW yang
bernama Adi bin Hattim, seorang mantan ahlul kitab yang berislam kepada
Rasulullah. Adi juga ada di bahasa Sanskerta. Adi juga jadi nama salah satu
jenis pantun Lampung, adi-adi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar