Senin, 25 April 2011

NEGARA INI BUTUH PERANG, AGAR HILANG ITU KEKERASAN


“Barang siapa mengenal seni perang, ia tak akan serampangan dalam gerakannya. Ia kaya akan gagasan dan membatasi nafsu.” (SUN TSU )
ITULAH nasihat filsuf Cina Kuno pada 2500 tahun lalu, namun masih relevan untuk jaman sekarang ini. Dalam setiap keadaan kita butuh perang, baik dalam keadaan  damai  atau ketika tidak ada  (baca: nampak) musuh sekalipun. Dan apabila kita berperang dalam keadaan yang adem-ayem seperti sekarang ini, energi yang terkuras akan lebih besar dibandingkan dengan perang yang jelas nyata musuhnya. 
“Barang siapa mengenal dirinya sendiri dan mengenal musuhnya, ia senantiasa menang dengan mudah. Barang siapa mengenal langit dan bumi, ia menang atas segalanya”.

SEJAK dua setengah milenium yang lalu ahli strategi perang ini selalu mengingatkan, untuk selalu mengenal diri, mengenal musuh dan mengenal langit dan bumi. Pemikiran ini ternyata bukan saja relevan dalam dunia militer saja, tetapi juga ekonomi, politik, sosial dan lain sebagainya. intinya adalah PERANG tidak bisa dijauhkan dari kodrat manusia yang memiliki naluri untuk selalu dapat "bertahan hidup". 

 
Miris hati melihat begitu banyak kekerasan yang terjadi dinegeri ini. Adakah yang salah bila kita hidup dalam damai? ketahuilah kedamaian itulah yang melenakan kita. Ibarat monyet yang bergelantung dipohon, jika angin kencang, ia tidak akan jatuh karena semakin kencang angin berhembus maka pegangan si monyet akan lebih kencang pula. lain halnya bila angin sepoi-sepoi, monyet itu jatuh karena angin sepoi-sepoi ini yang membuatnya terlena.
Kita dilenakan oleh damai, sehingga tidak sadar akan musuh sebenarnya, atau musuh itu "kasat mata " sehingga kita yang hidup dalam "damai" luput menyadari ada yang sedang memerangi. Sehingga jangan salah bila manusia menggunakan "naluri" yang sudah lama mengendap itu dengan memerangi musuh-musuh "semu", terjadilah kekerasan yang dipicu oleh masalah yang sepele.
Kita butuh perang, dengan perang masyarakat sadar bahwa mereka bersaudara, kita harus memiliki alasan yang menyatukan "naluri" itu untuk satu tujuan. 
Ada pakar dan pengamat yang berkata begini, "kekerasan itu bisa dihilangkan dengan perang melawan kemiskinan."  Benarkah? 
Rasulullah SAW tidak pernah mengajarkan kita untuk memerangi kemiskinan untuk meredam aksi KEKERASAN. Kemiskinan sudah adalah solusi yaitu zakat. Cara Rasulullah SAW menangani aksi kekerasan yang dilakukan beliau pada dua suku yang selalu bertikai, Aus dan Khazraj adalah dengan menyeru mereka kejalan Islam dan mengajak serta keduanya dalam JIHAD memerangi kaum kafir Quraisy dan kaum yang selalu menghalangi dakwah Rasul dan para Sahabat.
Indonesia memliki solusi untuk KEKERASAN itu, yaitu islam yang menjadi agama mayoritas disini dan PERANG yang terus bergejolak tiada henti. Sadarkah kita bahwa sekarang sedang PERANG? siapa sebenarnya "musuh yang kasat mata itu"? 
Lalu ini PERANG yang seperti apa?
Perang selalu ada musuh, atau lawan yang akan diperangi. Untuk mengetahui perang  jenis apa yang sedang kita hadapi, maka dari itu:
(1) KENALILAH DIRI, seperti yang diperintahkan Allah dalam ayat pertama kali diperdengarkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (Al-'Alaq 96:1-5)
Allah SAW sudah mengingatkan, bahkan peringatan pertama untuk manusia adalah ia mengenal dirinya, siapa Tuhannya? darimana ia berasal? dan Allah mengajarkan manusia agar mengenal diri-Nya.
(2) MENGENAL MUSUH 
Siapa musuh kita? dan perang jenis apa ini?
"Tidaklah mereka (orang munafik) mengetahui bahwa barang siapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka jahanamlah baginya, dia kekal didalamnya. Itulah kehinaan yang besar." (At-Taubah 9:63)
Inilah "musuh yang kasat mata" yang telah dijawab oleh Allah, yaitu golongan orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, dalam ayat ini dikhususkan untuk golongan orang munafik. 
Sesungguhnya dalam selimut itu lebih berbahaya daripada musuh yang jelas-jelas memerangi. Ibarat duri dalam daging, ia ada untuk membusuki. Mereka merasuk ke sendi-sendi Islam tanpa kita ketahui dengan ajaran kebebasan dan HAM yang selalu mereka dengungkan. Berkembangnya faham pluralisme, Liberalisme, Perenialisme dan isme-isme yang lain yang jelas bertentangan dengan Allah dan Rasul-Nya. Dan ini tidak sedikit dari mereka yang mengaku Islam tetapi mengajarkan pemikiran yang sesat. 
Ini adalah PERANG, banyakkah dari kita yang menyadari akan hal ini?
(3) Mengenal LANGIT dan BUMI, akan menang atas segalanya.
Allah telah menjanjikannya dalam Al-Qur'an.
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada me-reka berkah dari LANGIT dan BUMI, tetapi mereka mendus-takan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka di-sebabkan perbuatan mereka sendiri". (Al-A"raf: 96)
Iman dan Taqwa adalah kunci sukses dalam memenangkan PERANG ini. Siapa yang bertaqwa maka pertolongan Allah akan selalu datang dari arah yang tidak kita kira.
Langit, erat kaitannya dengan fungsi Iman dan Taqwa dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.
"(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, 'Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut." (al-Anfaal: 9)
.
Bumi, selalu mengikat Iman dan Taqwa kita kepada Allah dengan alam sekitar, sehingga berkehendaklah bumi ini memberikan pertolongannya atas izin Allah. Dan ingatlah ketika  Allah  menerangkan kisah AHZAB yaitu golongan-golongan yang dihancurkan pada peperangan Khandaq karena menentang Allah dan Rasul-Nya. Yang dimaksud dengan tentara yang tidak dapat kamu lihat adalah para malaikat yang sengaja didatangkan Tuhan untuk menghancurkan musuh-musuh Allah itu. 
"Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya[1]. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan." (Al-Ahzab:9)
KINI saatnya kita umat Muslim ini bangun dari tidur panjang ini, TIDUR ini telah menyebabkan kita  "ngelindur" sehingga bertikai satu sama lain. Bukalah mata lebar-labar, perang ini tidak akan pernah usai, manusia akan tetap berperang terus sampai akhir kiamat demi eksistensinya. Telah nyata pedang sudah dihunus  untuk mencabik-cabik Islam dalam aqidah, politik, pendidikan, Ekonomi, sosial dan masyarakat. Tungganglah "kuda yang tertambatkan" itu untuk menyongsong musuh digaris depan dimana tempat kita berada sekarang.

Membenci perang bukan solusi untuk menciptakan KEDAMAIAN. 
Memahamkan masyarakat bahwa perang (JIHAD) itu wajib bagi setiap muslim ialah yang utama. Islam tidak akan menjadi rahmatan lil alamin jika tidak diperjuangkan dengan PERANG. Perang /JIHAD dalam Islam jauh dari KEKERASAN, Rasulullah SAW melarang membunuh wanita, anak-anak dan musuh yang sudah menyerah. Umar bin Khaththab memasuki kota Yerusalem dengan damai tanpa menumpahkan darah dan penghancuran tempat ibadah pascakota itu takluk oleh pasukan Khalid bin Walid.
wallahu'alam bish shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar