Selasa, 19 April 2011

MATI BERKARYA?


Dalam berkarya, ini adalah permasalahan klasik yang tidak ada ujung pangkalnya, apa lagi untuk penulis pemula, inspirasi adalah problema. Sebernarnya insprirasi itu bisa juga diubah menjadi dinamika yang selalu bergerak bebas tanpa tersekat ruang gerak imajinasi yang berlanjut ke fantasi-fantasi yang tidak batasnya.

Apa sich inspirasi? datang dari manakah beliau itu.


Jika melihat arah panah dari segitiga imajinasi -  fantasi - inspirasi dan berlanjut ke karya, jelas inspirasi datang dari fantasi dan karya, inspirasi menghasilkan imajinasi dan juga karya. Mengapa demikian? ini penjelasannnya.

Imajinasi menurut kamus adalah khayalan, angan-angan. Fantasi adalah ilusi, khayalan yang aneh. Inspirasi adalah ilham, sesuatu yang menggerakkan hati untuk mencipta.

Imajinasi masih berupa angan-angan kosong, ia datang sambil lalu dibenak seseorang, biasanya ini hanyalah khayalan sesaat yang tidak memberikan arti sama sekali. Jika khayalan ini berlanjut, disana ada peran otak dalam proses berpikir terkait sebab dan akibatnya, maka ini sudah masuk ketataran fantasi. Imajinasi dan fantasi adalah dua kakak beradik yang satu sekolah namun beda kelas.

Dimanakah karya itu berada?

Karya tercipta dari dari sebuah fantasi dan inspirasi. perhatikan dua anak panah yang menuju ke KARYA. anak panah dari fantasi hanya satu arah, sedangkan dari inspirasi ada dua arah panah bolak-balik. Ini adalah pembeda pada proses sebuah sastra otentik dan sastra pembanding. Secara garis besar sebuah karya yang otentik itu diciptakan dari Fantasi, tidak lewat inspirasi, tetapi bisa saja diawali oleh sebuah inspirasi - imajinasi - fantasi dan kemudian bermuara di karya.

Sastra pembanding ini lahir dari inspirasi, hanya inspirasi. Ide dan jalan ceritanya diambil dari karya sasta serupa lalu berlanut menjadi karya sastra. Prosesnya seperti ini, karya - inspirasi - karya.

Banyak contoh yang menunjukkan gelagat seperti ini, alasannya cuma karena tuntutan industri jadi murni bukan dari proses berpikir hingga berfantasi oleh cerita yang dibuat. contoh: saat novel GAJAH MADA laris manis di pasaran, maka tumbuhlah semakin banyak novel sejarah yang serupa, jika kita perhatikan karya sastra pembanding itu murni pyur melayani pasar, tidak ada idealisme disana karen tidak melalui proses 'fantasi'.

Saat novel AYAT-AYAT CINTA meledak dipasaran, maka muncul pula novel serupa bak 'cendawan dimusim penghujan'. Ide ceritanya hampir sama, demikian pula dengan judul hampir persis sama, Langit-Langit Cinta, Sabda-Sabda Cinta dll. Ceritanya sama karena terinpirasi, sama halnya seperti cerita CINDERELLA dan legenda rakyat BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH, seperti itulah tetapi kalau kasus ini belum ada yang bisa membuktikan siapa menginspirasi siapa.

Karya itu berasal dari inspirasi dan fantasi, jika ingin berkarya! Karya yang mana yang akan ditulis? sekarang tinggal mengikuti alur seperti diatas, tidak ada alasan untuk tidak punya inspirasi karena inspirasi ada dimana-mana. Jiwa seni kita dituntut untuk menjemput inspirasi itu sendiri.

Tulisan ini bisa dilihat di: tembangdibataslangit.blogspot.com

1 komentar:

  1. yup inspirasi emang dimana-mana ya, tinggal bagaimana sikap kita dalam memaknainya :) kalau saya nih yang ada si ide di fisik ada tapi nyawanya gg berasa jadi males deh "melahirkan" sesuatu yang kosong #eh jadi curhat :P

    BalasHapus